RAHASIA KALIMAT BASMALAH
RAHASIA KALIMAT BASMALAH
Dari kejauhan tampak oleh akalku yang redup ini cahaya terang yang berasal dari cakrawala rahmat Allah yang terdapat dalam kalimat Basmalah. Maka, aku ingin menuliskan cahaya tersebut dalam bentuk catatan pribadiku. Aku berusaha menyerap cahaya yang cemerlang itu dengan cara mengelilinginya dengan ‘pagar’ rahasia yang mendalam yang kira-kira berjumlah tiga puluh. Hanya saja sayang sekali, sekarang ini aku belum diberi taufik untuk bisa menyelesaikannya secara sempurna sehingga yang ada hanya enam rahasia.
Apabila ada ungkapan yang berbunyi, “Wahai manusia!” hal itu maksudnya adalah diriku. Meskipun pelajaran dalam bagian ini secara khusus tertuju kepada diriku sendiri. Namun, sengaja kukemukakan dengan harapan bisa memberi manfaat bagi mereka yang mempunyai ikatan spiritual denganku, serta bagi mereka yang jiwanya lebih hidup dan lebih perhatian ketimbang diriku. Pelajaran ini lebih banyak tertuju kepada kalbu dibanding kepada akal, serta lebih mengarah kepada rasa spiritual dibanding kepada dalil rasional.
قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اِنِّيْٓ اُلْقِيَ اِلَيَّ كِتٰبٌ كَرِيْمٌ . اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(QS. An-Naml [27]: 30)
Dalam bagian ini, aku akan menyebutkan beberapa rahasia. Rahasia Pertama Saat merenungkan kalimat Basmalah, aku menyaksikan salah satu cahayanya dalam bentuk berikut: Ada tiga stempel rubûbiyah pada wajah alam semesta, pada muka bumi, serta pada tubuh manusia. Stempel-stempel itu saling berbaur sehingga yang satu menggambarkan yang lain.
*Stempel Pertama *Stempel Ulûhiyah yang merupakan tanda terbesar. Tanda tersebut muncul dari adanya tolong-menolong, saling mendukung, dan kerjasama pada seluruh bagian alam semesta. Kata “Allah” dalam kalimat Bismillâh tertuju pada makna tersebut.
*Stempel Kedua* Stempel Rahmâniyah yang merupakan tanda paling agung. Tanda ini muncul dari adanya kemiripan, kesesuaian, keteraturan, keselarasan, kelembutan, dan kasih sayang dalam pendidikan dan pengaturan tumbuhan dan hewan di bumi. Kata “ar-Rahmân” dalam kalimat Bismillâhirrahmân tertuju pada makna tersebut. Stempel Ketiga Stempel Rahîmiyah yang merupakan tanda termulia. Tanda ini muncul dari adanya kelembutan belas Ilahi, kehalusan kasih sayang-Nya, serta pancaran rahmat-Nya dalam substansi keseluruhan manusia, seperti yang ditunjukkan oleh kata “ar-Rahîm” pada ungkapan Bismillâhirrahmânirrahîm. Dengan demikian, kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan perlambang suci bagi tiga tanda keesaan Allah di atas. Bahkan, membentuk sebuah garis bercahaya dalam kitab alam semesta, menorehkan tulisan yang bersinar terang dalam lembaran dunia, serta berperan sebagai tali buhul yang kukuh antara Sang Khalik dan makhluk. Dengan kata lain, kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm turun dari ‘arasy di mana ujungnya bersambung dengan manusia yang merupakan buah segala entitas dan salinan miniatur alam. Dengan begitu, ia menghubungkan alas dengan ‘arasy, serta menjadi jalan yang terbuka bagi manusia untuk bisa naik menuju ‘arasy kesempurnaannya.
Said Nursi, Tuntunan Generasi Muda, hlm. 198-199
Pembahasan Berlanjut
Komentar
Posting Komentar