Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

RATNA GUNUNG CIREMAI

RATNA GUNUNG CIREMAI Penulis : Audria Rain Sebuah Bus antar kota berhenti di sebuah jalan kecil di Bandung, Lelaki tampan berperawakan tinggi memakai tas keril hijau turun dari Bus setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih pada supir berikut kernetnya. Di depan jalan ada papan bertuliskan jalan Sindangsari. Lelaki itu bernama Dimas, berjalan memasuki jalan kecil yang di sebelah kanannya banyak tumbuh pohon-pohon besar dan sebelah kiri semak belukar. Dia berhenti sejenak memperhatikan ada bendera kuning terpasang di dekat papan nama Sindangsari. "Siapa yang meninggal?" Dimas mendekati Bendera kuning itu sepertinya sudah terpasang seminggu yang lalu. Ratna?" "Ratna meninggal?" Dimas tidak percaya nama yang ada di bendera kuning itu tapi memang nama Ratna yang tertulis di sana berikut tanggal kematiannya tiga hari yang lalu. "Bukankah Ratna sedang mendaki Gunung Ciremai." Ucapnya dalam hati. Dimas kembali berjalan memasuki jalan Sindang S...

KEWAFATAN SUNAN KALIJAGA

KISAH KEWAFATAN SUNAN KALIJAGA Menurut Naskah Mertasinga, di hari tuanya Sunan Kalijaga tinggal di Dalem Agung Pakungwati (Istana Kesultanan Cirebon), meskipun demikian dikomplek Istana tersebut beliau membuat bangunan baru yang dikelilingi tembok. Pada suatu hari, Sunan Kalijaga menderita sakit kepala, maka semenjak itulah beliau didalam kediamanya ditemani oleh dua orang punakawan utusan Sultan Cirebon yang bernama Ki Memek dan Ki Cengal. Selanjutnya dikisahkan bahwa sakitnya Sunan Kalijaga menjadi semakin parah, beliaupun kemudian wafat. Kedua punakwan yang bertanggung jawab membantu Sunan Kalijaga dimasa-masa sepuhnya itu kemudian melaporkan kewafatan tuanya kepada Sultan Cirebon. Kala itu Cirebon diperintah oleh Panembahan Ratu, cicit Sunan Gunung Jati, Raja kedua Kesultanan Cirebon. Sang Raja kemudian menyempurnakan jenazahnya, akan tetapi jenazah Sunan Kalijaga tidak dimakamkan di Cirebon. Dalam sejarah Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu Jawa Tengah. Informasi mengenai...

Anakku…

Anakku… Bila aku tua, Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku, Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku, Karena tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat dan karena aku sakit. Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku. Anakku… Bila aku tua, Andai tutur kata ku lambat/perlahan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan, Aku berharap kamu tidak menjerit padaku, “Ayah tuli kah ?” “Ayah bisu kah ?“ Aku minta maaf anakku. Aku semakin MENUA… Anakku… Bila aku tua, Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang, Aku berharap kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu, Semua itu adalah sebagian dari proses MENUA. Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua. Anakku… Bila aku tua, Andai aku berbau busuk, amis dan kotor, Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah didepan aku. Dan tidak menjerit menyuruh...

PANGERAN DIPONEGORO

KAMU HARUS TAU ⚠️ PANGERAN DIPONEGORO (Raden ONTOWIRYO) Ini Sejarah Singkat Pangeran Diponegoro Pangeran Diponegoro, atau Raden Ontowiryo, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro (1825-1830) melawan penjajah Belanda. Silsilah Pangeran Diponegoro: * Ayah: Sultan Hamengkubuwono III * Ibu: R.A. Mangkarawati (selir) * Kakek: Sultan Hamengkubuwono II * Nenek: R.A. Ajeng Kilisuci Beberapa fakta menarik tentang Pangeran Diponegoro: * Lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. * Memiliki beberapa nama, yaitu Raden Mas Ontowiryo, Diponegoro, dan Dekso Prawiro. * Dijuluki "Pangeran Pembebasan" karena perjuangannya melawan Belanda. * Meninggal dunia di Menado pada tanggal 8 Januari 1855. * Dimakamkan di Masjid Raya Baiturrahman, Makassar. Peran Pangeran Diponegoro dalam sejarah Indonesia: * Diponegoro dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang paling penting. * Perang Diponegoro merupakan salah satu perang ...